top of page

Waktu

  • Writer: Johannes Silentio
    Johannes Silentio
  • Jan 3, 2019
  • 1 min read

Renungan Awal Tahun


Dari banyak refleksi soal "waktu" di awal tahun yg konon baru, kalimat-kalimat Pengkhotbah ini selalu menohok: "Apa yg pernah ada akan ada lagi, dan apa yg pernah dibuat akan dibuat lagi, tak ada sesuatu yg baru di bawah matahari. Adakah sesuatu yg dapat dikatakan, 'Lihatlah, ini baru'? Tetapi itu sudah ada dulu, lama sebelum kita ada." (Pengkhotbah 1:9-10).


Tentu saja, sang Pengkhotbah -- figur misterius yg sering disangkakan sebagai Raja Salomo yg bijak bestari -- tak hendak menyangkali bahwa memang ada yg baru. Benar kalau melihat tingkah polah manusia maupun fenomena alam, tak ada yg sungguh-sungguh baru "di bawah matahari". Tetap saja matahari terbit dan pulang dengan rute yg sama, entah sudah ada TransJakarta atau belum. Dan sebagian terbesar kaum pentol korek akan tetap sama kelakuannya, betapapun banyak argumentasi, nasihat sampai khotbah diberi.


Saya kira sang Pengkhotbah tak senaif kalimat yg ditulisnya ribuan tahun lalu. Ia hanya ingin menasihati pendengar (dan kita yg membacanya sekarang) agar tidak gampang terjebak dalam ilusi "kebaruan" yg dibawa sang kala, sehingga bisa lebih bijak dalam memilih dan mengambil sikap. Kalau dibaca begitu, maka nasihat sang Pengkhotbah adalah musuh terbesar tukang iklan dan ahli pemasaran, para pencipta mesin hasrat baik ekonomi maupun politik, yg setiap saat siap merayu kita dengan "produk baru".


Selamat Tahun Baru. Dan ingatlah, "tak ada sesuatu yg baru di bawah matahari"!



Recent Posts

See All

Comments


bottom of page